Jumat, 28 Juni 2013

Prompt #18 : SIAPA YANG LEBIH GILA?

"Hari ini adalah kematianmu, Mery. Maaf, aku harus membunuhmu!" ujar Lissa sambil mengeluarkan sebuah pisau dari balik punggungnya.

"Kamu sudah gila!" pekikku. Ternyata selama ini aku sudah mempekerjakan seorang psikopat sebagai pembantu di rumahku.

Aku berusaha mengambil apa saja untuk menghalau pisau yang terus diayun-ayunkan dan diarahkan Lissa ke perutku. Sial, dia terlalu cepat. Nyaris saja pisau itu menggores tanganku yang berusaha menarik seprai. Aku terus berpikir sambil bergerak ke sana- ke mari menghindari sabetan senjata tajam wanita gila ini.

Aku semakin terpojok dengan serangan Lissa yang membabi buta. Namun entah mendapat kekuatan darimana, tiba-tiba aku meluncurkan tubuhku ke lantai dan berusaha menjatuhkan Lissa dengan kedua kakiku. Berhasil! Lissa terjatuh dengan posisi duduk. Pisaunya terlempar beberapa meter ke kolong ranjang. Aku bergerak cepat. Bangkit lalu membungkuk dan meninju wajahnya berkali-kali hingga Ia pingsan.

Aku lalu mengambil guling dan mengeluarkannya dari dalam sarungnya. Sarung guling itu kugunakan untuk mengikat kedua kaki dan tangan Lissa.

Pertikaian sengit tadi cukup membuatku kelelahan. Aku bersandar pada dinding kamar tidurku setelah selesai mengikat Lissa.

Aku terbangun. Lissa yang tidur di sampingku, meronta-ronta dan menjerit. Aku berlari keluar dari kamar. Lissa sudah siuman. Ah, sempat-sempatnya aku tertidur dalam situasi membahayakan seperti ini! Tak kupedulikan teriakan dan sumpah serapah Lissa padaku.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok kayak habis melihat hantu gitu?" Aldi, suamiku yang baru pulang bertanya padaku dengan khawatir.

"Lissa, Mas. Dia udah gak waras. Tadi dia berusaha membunuhku. Kamu dapat pembantu seperti itu darimana sih, Mas? Aku bisa mati tadi, Mas!" jawabku berapi-api.

"Lalu Lissa bagaimana? Dimana dia sekarang?" tanya Aldi cemas sambil memegang tanganku.

"Loh, kok kamu malah peduliin dia sih, Mas? Tadi aku berhasil membuatnya pingsan, dan sekarang  dalam kondisi terikat di kamarku. Aww.. kamu menyakiti tanganku, Mas!" Aldi malah mencengkeram tanganku dan menariknya menuju dapur.

"Apa yang mau kamu lakukan, Mas?" aku merasakan ada hal yang tak beres melihat Aldi mengambil pisau dari laci lemari.

"Sepertinya harus aku juga yang membunuhmu. Maaf ya Sayang, kalau kamu harus mati di tangan suamimu sendiri. Lissa sudah mengandung benih calon anakku. Dia yang memintaku untuk menghabisimu supaya kami bisa segera menikah.."

18 komentar:

  1. Keparat! FF luar biasa. Thriller FF kah? gehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, aku jg g ngrti nih ini FF jnis ap? He2. Lha msh acak2n kyk gt kok. Btw thx y udh mmpr..

      Hapus
  2. Jadi? Siapa yang lebih gila? hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyk ny pnulis ny deh yg lbh gila, Mbak. He2. Thx jg y udh mmpr..

      Hapus
  3. Ceritanya si Aldi ini ambisi bgt pgen punya anak, tapi istrinya trnyata mandul. Mksh nih udh mmpir..

    BalasHapus
  4. Ini baru FF, like this mas. ga percuma mampir di sini ehehehe
    trhiller selingkuhnya bikin bawa2 emosi soalnya, parah suaminya :)

    oh iya mas aku mau minta pendapatnya mengenai artikelku, ini linknya :
    http://tulisyams.blogspot.com/2013/06/ganlob-menurutku-adalah.html

    Terima kasih. Salam kenal, salam blogger dan salam penulis :)
    Sukses!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, pujianny trlalu brlebihan.. Kamu blm lht aj karya snior2ku kyk gmn..
      Anyway thx y.. Ok, nanti aku mampir.

      Hapus
  5. kereeenn.........., aku masih belum bisa bikin FF sehebat ini...,, ajarin donk....hehee...

    BalasHapus
  6. Ah, Ka2 trlalu mrendah nih.. Bknkah pglman mnulis ny udh byk? Klo aku msh baru. Anyway thx y.

    BalasHapus
  7. Kurang kuat. Kalau "cuma" untuk menikahi Lissa karena Lissa sudah hamil, Aldi ga perlu harus membunuh si aku. Kecuali kalau diceritakan, bahwa Aldi sudah pernah bilang bahwa akan menikahi Lissa dan "aku" menolak dimadu/diceraikan. Lebih kuat lagi, karena dilanda cemburu, "aku" lantas mengancam Aldi/Lissa akan membunuh mereka. Jadi alasan Aldi/Lissa membunuh "aku" karena terancam. Dibunuh atau membunuh. Orang gila pun harus punya alasan ;)

    Btw, link yang dipasang di blog MFF itu link prompt 17 lho mas. Bukan prompt yang ini :) cek lagi ya...

    BalasHapus
  8. Tadinya aku brpikir gini, Lissa yg pncemburu g pgen ada wanita lain dlm hubgn dia dgn Aldi, makanya dia pgen supaya si akunya mati. Nah, Aldi yg sgt trobsesi ingin punya anak jd trtu2p matanya apalagi istrinya itu trnyata mandul. Cuma emg g aku critain sih. He2. Klo gitu gmn?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga ada clue bahwa Aldi sgt trobsesi ingin punya anak :)

      Hapus
    2. Nah itu dia kekurangannya. Boleh ku edit ga?

      Hapus
  9. Nggak diceritain kalau si 'aku' nggak punya anak. Biasanya pasangan rumah tangga punya pembantu itu kalau punya satu anak atau lebih, Jadi kondisi rumah agak urgent memiliki pembantu. Kalau nggak ya biasanya istrinya aja udah cukup. *eh? :D

    *lospokus :D

    Hehehe..

    Menurut saya, ide ceritanya udah oke, meskipun alasan pembunuhannya belum kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udh smp berdarah2 gini bikinnya, masih banyak aja kkurangannya. He2. Thx masukannya, Mba.

      Hapus
    2. Keep writing! :)

      Hapus
  10. Thx. n keep commenting too. He2.

    BalasHapus