31 Desember 2013
Ketika
yang lain saat ini mungkin tengah bersenang-senang menikmati indahnya suasana
malam pergantian tahun, aku cukup merasa bahagia menikmatinya dalam
kesendirian.Ya sendiri. Setelah rangkaian perjalanan asmaraku yang tak berakhir indah.
Dalam benakku terputar kembali rekaman babak
kehidupanku di tahun kemarin. Memang ada kalanya sebuah momen membuatku
tersenyum, namun tak jarang aku harus rela menitikkan airmata. Semua
mengalir begitu saja. Bagai air yang mengikuti kemana arus akan
membawanya, namun tahu dimana ia akan bermuara. Tak perlu ada
keluh-kesah, pun sebuah penyesalan. Tak ada yang pernah tahu apa yang
akan kau temui dalam perjalananmu menuju 'muara' itu. So, ikhlaskan
saja lah..
2014. Tak terasa satu
tahun berlalu sudah sejak terakhir aku bermuhasabah. Aku masih ingat tatkala sebuah situasi membuatku
harus bersembunyi di balik topeng kepura-puraan. Dan ketika aku sudah merasa
nyaman berada di dalamnya, situasi yang lain memaksaku untuk
melepasnya. Hal itulah yang pada akhirnya menghadapkanku pada sebuah
dilema dimana aku harus memilih untuk tetap bersenang-senang dalam kepalsuan
atau berhenti dan kembali pada kenyataan yang tak lagi membuatku merasa
nyaman.
Namun begitulah hidup. Dan inilah aku. Alirannya kini
telah bermuara pada situasi yang lain. Aku memang tak lagi sendiri.
Seseorang telah mengisi kekosongan hati yang telah lama kurasakan. Aku
bahagia. Namun di sisi lain aku juga harus berperang melawan batin yang
masih saja tersiksa. Apa aku telah mencintai orang yang salah? Atau
apakah cinta yang kumiliki adalah sebuah kesalahan?
Bahagia yang
kurasakan hanyalah kulitnya saja. Isinya tak jauh berbeda dengan
kepura-puraan-kepura-puraan yang lain. Aku harus terlihat bahagia meski
hati rasanya mengatakan hal yang berbeda. Aku lelah atas setiap
pertanyaan tentang kesendirianku. Namun berpura-pura memiliki pasangan
ternyata jauh lebih melelahkan.Aku di sini sementara dia di sana, di
momen saat semua orang lebih menikmati kebersamaan.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar